Otot-otot yyng
brolahraga memerlukan penyaluran O2 secara
terus-menerus agar dapat menghasilkan energi untuk mempertahankan aktivitas
terkait daya tahan. Doping Darah
adalah suatu teknik yang dirancang untuk meningkatkan secara sesaat kemampuan
darah mengangkut O2 dalam upaya memperoleh keunggulam kompetitif. Oping
darah mencakup pengeluaran darah dari seorang atlet, yang segera diikuti oleh
penginfusan kembali plasma tetapi eritrositnya dibekukan untuk dimasukkan
kembali
satu hingga tujuh hari sebelum bertanding. Biasanya dilakukan pengambilan satu hingga empat unit darah (satu unit setara dengan 450 mL) pada interval tiga hingga delapan minggu sebelum bertanding. Dalam periode antara pengambilan-pengambilan darah, aktivitas eritropoietik yang meningkat memulihkan jumlah Sel Darah Merah ke kadar normal.
satu hingga tujuh hari sebelum bertanding. Biasanya dilakukan pengambilan satu hingga empat unit darah (satu unit setara dengan 450 mL) pada interval tiga hingga delapan minggu sebelum bertanding. Dalam periode antara pengambilan-pengambilan darah, aktivitas eritropoietik yang meningkat memulihkan jumlah Sel Darah Merah ke kadar normal.
Penginfusan
kembali SDM yang disimpan secara temporer meningkatkan hitung sel darah merah
dan kadar Hemoglobin di atas normal. Secara teoretis. Doping darah, bermanfaat
bagi atlet daya-tahan dengan memperbaiki kemampuan darah mengangkut O2. Namun,
jika sel darah merah yang diinfuskan kembali tersebut terlalu banyak,
peformansi justru dapat merosot karena terjadi peningkatan kekentalan darah
yang akan menurunkan aliran darah.
Riset menunjukkan
bahwa pada uji latihan baku di laboratorium, atlet yang menggunakan Doping
Darah mungkin menyadari peningkatan 5% hingga 13% kapasitas Aerobik; penurunan
kecepatan denyut jantung sewaktu olahraga dibandingkan dengan kecepatan sewaktu
olahraga tanpa doping darah; meninngkatkan peformansi; dam menurunkan kadar
asam laktat dalam darah.
Doping darah,
meskipun efektif, dilarang baik dalam atletik perguruan tinggi maupun
kompetensi olimpiade atas alasan etis dan medis. Masalah yang diperhatikan,
seperti pada memakaian semua produk pemacu-prestasi yang dilarang lainnya,
adalah hilangnya kompetensi yang jujur. Selain itu, praktik ini diperkirakan
menjadi penyebab kematian beberapa atlet. Namun, peraturaan pelanggaran ini sulit
diterapkan. Doping Darah tidak dapat dideteksi dengan prosedur pemeriksaan saat
ini. Satu-satunya cara untuk mengungkapkan praktik Doping Darah adalah melalui
saksi atau pengakuan diri.
Pengembangan
terakhir eritropoietin sintetik meningkatkan masalah Doping Darah. Penyuntikan
produk ini merangsang SDM sehingga secara temporer meningkatkan kemampuan darah
mengangkut O2. Studi-studi mendalam membuktikan bahwa penyuntikan
eritropoietin dapat meningkatkan performansi daya-tahan atlet sebesar 7% hingga
10%. Meskipun secar resmi dilarang, muncul pasar gelap eritropoietin di
kalangan atlet yang curang sejak produk ini tersedia sebagai obat untuk
mengobati anemia. Eritropoietin kini banyak digunakan oleh atlet balap sepeda,
ski lintas-alam, serta renang dan lari jarak-jauh. Namun, praktik ini tidak
bijaksana, tidak hanya karena dampak hukum dan etis, tetapi juga karena bahaya
peningkatan kekentalan darah. Eritropoietin sintetik diyakini penyebab kematian
beberapa pembalap Eropa sejak tahun 1987. Sayangnya, terlalu banyak atlet yang
nekat mengambil risiko ini.
Pengembagan uji
untuk mendeteksi penyalahgunaan Eritropoietin saat ini diharapkan dapat meredam
penggunaan zat ini.
- Sherwood, Lauralee. 2013. “Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem”. Jakarta. EGC.
No comments:
Post a Comment