Monday, 6 July 2015

Doping Darah: Lebih Banyak Hal Baik Berarti Lebih Baik?

Otot-otot yyng brolahraga memerlukan penyaluran Osecara terus-menerus agar dapat menghasilkan energi untuk mempertahankan aktivitas terkait daya tahan. Doping Darah adalah suatu teknik yang dirancang untuk meningkatkan secara sesaat kemampuan darah mengangkut O2 dalam upaya memperoleh keunggulam kompetitif. Oping darah mencakup pengeluaran darah dari seorang atlet, yang segera diikuti oleh penginfusan kembali plasma tetapi eritrositnya dibekukan untuk dimasukkan kembali
satu hingga tujuh hari sebelum bertanding. Biasanya dilakukan pengambilan satu hingga empat unit darah (satu unit setara dengan 450 mL) pada interval tiga hingga delapan minggu sebelum bertanding. Dalam periode antara pengambilan-pengambilan darah, aktivitas eritropoietik yang meningkat memulihkan jumlah Sel Darah Merah ke kadar normal.

Penginfusan kembali SDM yang disimpan secara temporer meningkatkan hitung sel darah merah dan kadar Hemoglobin di atas normal. Secara teoretis. Doping darah, bermanfaat bagi atlet daya-tahan dengan memperbaiki kemampuan darah mengangkut O2. Namun, jika sel darah merah yang diinfuskan kembali tersebut terlalu banyak, peformansi justru dapat merosot karena terjadi peningkatan kekentalan darah yang akan menurunkan aliran darah.

Riset menunjukkan bahwa pada uji latihan baku di laboratorium, atlet yang menggunakan Doping Darah mungkin menyadari peningkatan 5% hingga 13% kapasitas Aerobik; penurunan kecepatan denyut jantung sewaktu olahraga dibandingkan dengan kecepatan sewaktu olahraga tanpa doping darah; meninngkatkan peformansi; dam menurunkan kadar asam laktat dalam darah.

Doping darah, meskipun efektif, dilarang baik dalam atletik perguruan tinggi maupun kompetensi olimpiade atas alasan etis dan medis. Masalah yang diperhatikan, seperti pada memakaian semua produk pemacu-prestasi yang dilarang lainnya, adalah hilangnya kompetensi yang jujur. Selain itu, praktik ini diperkirakan menjadi penyebab kematian beberapa atlet. Namun, peraturaan pelanggaran ini sulit diterapkan. Doping Darah tidak dapat dideteksi dengan prosedur pemeriksaan saat ini. Satu-satunya cara untuk mengungkapkan praktik Doping Darah adalah melalui saksi atau pengakuan diri.

Pengembangan terakhir eritropoietin sintetik meningkatkan masalah Doping Darah. Penyuntikan produk ini merangsang SDM sehingga secara temporer meningkatkan kemampuan darah mengangkut O2. Studi-studi mendalam membuktikan bahwa penyuntikan eritropoietin dapat meningkatkan performansi daya-tahan atlet sebesar 7% hingga 10%. Meskipun secar resmi dilarang, muncul pasar gelap eritropoietin di kalangan atlet yang curang sejak produk ini tersedia sebagai obat untuk mengobati anemia. Eritropoietin kini banyak digunakan oleh atlet balap sepeda, ski lintas-alam, serta renang dan lari jarak-jauh. Namun, praktik ini tidak bijaksana, tidak hanya karena dampak hukum dan etis, tetapi juga karena bahaya peningkatan kekentalan darah. Eritropoietin sintetik diyakini penyebab kematian beberapa pembalap Eropa sejak tahun 1987. Sayangnya, terlalu banyak atlet yang nekat mengambil risiko ini.

Pengembagan uji untuk mendeteksi penyalahgunaan Eritropoietin saat ini diharapkan dapat meredam penggunaan zat ini.

  • Sherwood, Lauralee. 2013. “Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem”. Jakarta. EGC.


No comments:

Post a Comment