Anafilaksis merupakan
suatu reaksi alergi berat yang terjadi tiba-tiba dan dapat menyebabkan
kematian. Anafilaksis
biasanya ditunjukkan oleh beberapa gejala termasuk di antaranya ruam gatal,
Vasokontriksi, dan tekanan darah rendah. Reaksi ini umumnya disebabkan oleh
gigitan serangga, makanan, dan obat. Anafilaksis terjadi karena adanya
pelepasan protein dari sel mast. Protein ini merupakan senyawa yang dapat
memicu reaksi alergi atau menyebabkan reaksi lebih berat. Pelepasan
protein ini
dapat disebabkan oleh reaksi sistem imun ataupun oleh sebab lain yang tidak
berkaitan dengan sistem imun. Anafilaksis didiagnosis berdasarkan gejala dan
tanda pada seseorang. Tata laksana awal adalah suntikan epinefrin yang kadang
dikombinasikan dengan obat lain. Di seluruh dunia sekitar 0,05–2% orang
mengalami anafilaksis pada suatu saat dalam kehidupannya. Angka ini tampaknya
terus meningkat.
·
Gejala dan Tanda
Anafilaksis biasanya
memberikan berbagai gejala yang berbeda dalam hitungan menit atau jam. Gejala akan muncul rata-rata dalam waktu 5 sampai 30 menit bila
penyebabnya suatu zat yang masuk ke dalam aliran darah secara langsung
(intravena). Rata-rata 2 jam jika penyebabnya adalah makanan yang dikonsumsi
orang tersebut. Daerah yang umumnya
terkena efek adalah: kulit (80–90%), paru-paru dan saluran napas (70%), saluran
cerna (30–45%), jantung dan pembuluh darah (10–45%), dan sistem saraf pusat (10–15%). Biasanya dua sistem atau lebih ikut terlibat.
Kulit
Gejala khas termasuk
adanya tonjolan di kulit (kaligata), gatal-gatal, wajah dan kulit kemerahan
(flushing), atau bibir yang membengkak. Bila mengalami pembengkakan di bawah
kulit (angioedema), mereka tidak merasa gatal tetapi kulitnya terasa seperti
terbakar. Pembengkakan lidah
atau tenggorokan dapat terjadi pada hampir 20% kasus. Gejala lain adalah hidung berair dan pembengkakan membran mukosa pada mata
dan kelopak mata (konjungtiva). Kulit mungkin juga
kebiruan (sianosis) akibat kekurangan oksigen.
Saluran
napas
Gejala saluran napas
termasuk napas pendek, sulit bernapas dengan napas berbunyi bernada tinggi
(mengi), atau bernapas dengan napas berbunyi bernada rendah (stridor). Mengi biasanya disebabkan oleh spasme pada otot saluran napas bawah (otot
bronkus). Stridor disebabkan
oleh pembengkakan di bagian atas, yang menyempitkan saluran napas. Suara serak, nyeri saat menelan, atau batuk juga dapat terjadi.
Jantung
Pembuluh darah jantung
dapat berkontraksi secara tiba-tiba (spasme arteri koroner) karena adanya
pelepasan histamin oleh sel tertentu di jantung. Keadaan ini mengganggu aliran darah ke jantung, dan dapat menyebabkan
kematian sel jantung (infark miokardium), atau jantung berdetak terlalu lambat
atau terlalu cepat (distrimia jantung), atau bahkan jantung dapat berhenti
berdetak sama sekali (henti jantung). Seseorang dengan riwayat penyakit jantung
sebelumnya memiliki risiko lebih besar mengalami efek anafilaksis terhadap
jantungnya. Meskipun lebih sering
terjadi detak jantung cepat akibat tekanan darah rendah, 10% orang yang mengalami anafilaksis dapat memiliki detak jantung yang
lambat (bradikardia) akibat tekanan darah rendah. (Kombinasi antara detak
jantung lambat dan tekanan darah rendah dikenal sebagai refleks
Bezold–Jarisch). Penderita dapat
merasakan pening atau bahkan kehilangan kesadaran karena turunnya tekanan
darah. Turunnya tekanan darah ini dapat disebabkan oleh melebarnya pembuluh
darah (syok distributif) atau karena kegagalan ventrikel jantung (syok
kardiogenik). Pada kasus yang jarang, tekanan darah yang sangat rendah dapat merupakan
satu-satunya tanda anafilaksis.
Lain-lain
Gejala pada perut dan
usus dapat berupa nyeri kejang abdomen, diare, dan muntah-muntah. Penderita mungkin mengalami kebingungan (confusion), tidak dapat
mengontrol berkemih, dan dapat juga merasa nyeri di panggul yang terasa seperti
mengalami kontraksi rahim. Melebarnya pembuluh
darah di otak dapat menyebabkan sakit kepala. Penderita dapat juga cemas atau
merasa seperti akan mati.
No comments:
Post a Comment