Friday, 31 July 2015

Olahraga: Bantuan atau Rintangan bagi Pertahanan Imun?

Selama bertahun-tahun orang yang menjalani olahraga sedang mengklaim bahwa mereka lebih jarang flu ketika kondisi Aerobik mereka sedang baik. Sebaliknya, atlet terlatih dan para pelatihnya sering mengeluh tentang
sejumlah infeksi saluran napas yang tampaknya sering dialami oleh para atlet pada puncak musim kompetisi mereka. Hasil studi-studi ilmiah terakhir mendukung kedua klaim ini. Dampak olahraga pada sistem imun bergantung pada intensitas olahraganya.

Penelitian pada hewan membuktikan bahwa olahraga intensitas tinggi setelah infeksi yang disengaja menyebabkan infeksi bertambah parah. Olahraga sedang yang dilakukan sebelum infeksi atau implantasi tumor, sebaliknya, menyebabkan infeksi lebih ringan dan pertumbuhan tumor lebih lambat pada hewan percobaan.

Studi-studi pada manusia juga mendukung hipotesis bahwa olahraga yang melelahkan menekan pertahanan imun sementara olahraga sedang merangsang sistem imun.survei terhadap 2300 pelari yang berkompetisi dalam suatu maraton besar mnunjukkan bahwa mereka yang berlari lebih dari 60 mil dalam seminggu dua kali lebih sering mengalami infeksi pernapasan daripada mereka yang berlatih kurang dari 20 mil selama seminggu dalam dua bulan sebelum lomba. Pada penelitian lain, 10 atlet terlatih diminta berlari di Treadmill selama tiga jam dengan kecepatan yang sama seperti yang akan mereka lakukan jika bertanding. Pemeriksaan darah stelah lari ini menunjukkan bahwa aktivitas sel Natural Killer telah berkurang sebesar 25% hingga 50% dan penurunan ini belangsung hingga enam jam. Para pelari juga memperlihatkan peningkatan 60% hormon stres kortisol, yang diketahui menekan imunitas. Studi-tudi lain memperlihatkan bahwa atlet memiliki kadar IgA liur lebih rendah dibandingkan dengan subjek kontrol dan bahwa immunoglobulin mukosa pernapasan mereka berkurang setelah olahraga berat yang berkepanjangan. Hasil-hasil ini mengisyaratkan terjadinya penurunan resistensi terhadap infeksi pernapasan setelah olahraga dengan intensitas yang tinggi. Berdasarkan  hasil-hasil, para peneliti di bidang ini menganjurkan bahwa atlet sebisa mungkin menghindari pajanan ke virus pernapasan dengan mengindari tempat yang ramai atau orang yang mengidap flu selama enam jam pertama setelah pertandingan yang melelahkan.


Namun, suatu penelitian yang mengevaluasi efek program olahraga sedang terhadap sekelompok wanita yang berjalan 45 menit setiap hari, 5 hari seminggu, selama 15 minggu mendapatkan bahwa kadar antibodi dan aktivitas Natural Killer para wanita tersebut mningkat selama program olahraga sedang yang menggunakan sepeda Stasioner pada orang berusia lebih dari 65 tahun menunjukkan adanya peningkatan aktivitas sel Natural Killer sebesar yang terjadi pada orang yang berusia muda.


  • Sherwood, Lauralee. 2013. “Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem”. Jakarta. EGC.

No comments:

Post a Comment