Friday, 31 July 2015

Vaksinasi: Kemenangan Atas Banyak Penyakit



Masyarkat modern telah berharap dan bahka mengiginkan bahwa dapat diciptakan vaksin untuk melindungi kita dari hampir semua infeksi yang menakutkan. Harapan ini dipertajam oleh ketidakberdayaan kita hingga saat ini untuk menciptakan vaksin yang efektif terhadap HIV, virus penyebab AIDS.

Sejarah?
Hampir 2500 tahun yang lalu, nenek moyang kita telah menyadari adanya
perlinndungan imun. Thucydides, yang menulis mengenai suatu wabah yang menyerang Athena pada 430 SM, mengamati orang yang sama tidak pernah diserang dua kali oleh penyakit ini. Namun, nenek moyang kita belum memahami dasar dari perlindungan ini sehingga mereka tidak dapat memanfaatkannya.

Upaya-upaya awal untuk secara sengaja memperoleh perlindungan seumur hidup terhadap cacar, suatu penyakit mengerikan yang sangat menular dan mematikan (hampir 40% pasien meninggal), salah satunya adalah dengan secara sengaja menjalankan diri melalui kontak langsung dengan orang yang mengidap penyakit bentuk ringan. Harapannya agar terbentuk perlindungan terhadap serangan cacar di masa mendatang dengan secara sengaja memicu timbulnya penyakit ringan. Sejak awal abad ke-17, teknik ini telah berkembang dengan pemakaian jarum untuk mengambil sejumlah pus dari pustul (bentolan di kulit berisi nanah yang sembuh dengan meninggalkan bekas jaringan parut cekung) cacar aktif dan memasukkan bahan menular ini kedalam orang sehat. Proses inokulasi ini dilakukan dengan mengaplikasikan pus langsung ke suatu goresan ringan atau dengan menghirup pus.


Edward Jenner, seorang dokter Inggris, adalah yang pertama  membuktikan bahwa imunitas terhadap cacar sapi, suatu penyakit yang serupa tetapi lebih ringan daripada cacar, juga dapat melindungi manusia dari cacar. Namun, hasil penelitian Jenner tidak ditanggapi serius hingga seabad kemudia ketika, pada tahun 1880, Loius Pasteur, ahli immunologi eksperimental hebat yang pertama, mengembangkan teknik Jenner. Pasteur membuktikan bahwa kemampuan organisme memicu penyakit dapat sangat dikurangi (dilemahkan) sehingga organisme tersebt tidak llagi menimbulkan penyakit tetapi masih menginduksi pembentukan antibodi jika dimasukkan ke dalam tubuh (Prinsip dasar vaksin modern. Vaksin pertamanya adalah terhadap Antraks, suatu penyakit yang mematikan sapi dan domba. Pasteur mengisolasi dan memanaskan bateri Antraks, kemudian menyuntikkan organisme yang telah dlemahkan ini kedalam sekelompok domba sehat. Pada minggu kemudian pada penemuan sesama ilmuwan, Pasteur menyuntikkan hewan-hewan yang telah divaksinasi tersebut serta sekelompok hewan-hewan yang belum divaksinasi dengan bakteri Antraks Poten.) hasilnya dramatis semua hewan yang divaksin selamat, tetapi semua hewan yang tidak divaksin mati. Demonstrasi publik gaya Pasteur yang terkeal ini, menarik perhatian dokter dan ilmuwan pada saat itu dan memicu perkembangan imunologi modern.

  • Sherwood, Lauralee. 2013. “Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem”. Jakarta. EGC.

No comments:

Post a Comment