Saturday, 27 June 2015

Panas dan Dingin Ekstrem Dapat Mematikan Anda



Pajanan berkepanjangan ke suhu ekstrem baik panas maupun dingin dapat menguras regulasi termoregulasi, menyebabkan gangguan dan bahkan kematian.






PENYAKIT TERKAIT DINGIN?



Tubuh dapat mengalami cedera karena pajanan dingin melalui dua cara: Frosbite dan Hipotermia generalisasi. Frosbite melibatkan pendinginan berlebihan suatu bagian tertentu tubuh ke suatu titik ketika jaringan di bagian tersebut mengalami kerusakan. Jika jaingan yang terpajan benar-benar membeku, kerusakan jaringan terjadi karena kerusakan sel akibat pembentukan jaringan kristal es atau tidak adanya air dalam bentuk cair.

Hipotermia, penurunan suhu tubuh, terjadi ketika pendinginan tubuh keseluruhan melebihi kemampuan mekanisme penghasil panas dan penghemat panas untuk menyamai pengeluaran panas yang berlebihan tersebut. Ketika terjadi hipotermia, laju semua proses metabolik melambat karena turunnya suhu. Fungsi-fungsi luhur otak adalah yang pertama kali dipengaruhi oleh pendingin sehingga yang bersangkutan kehilangan kemampuan membuat penilaian, apatis, mengalami disorientasi, dan rasa lemah, yang semuanya menghilangkan kemampuan yang bersangkutan melakukan mekanisme volunter untuk memulihkan suhu tubuh yang turun, seiring dengan semakin merosotnya suhu tubh, terjadi depresi pusat pernapasan yang menurunkan dorongan untuk bernapas sehingga napas menjadi pelan dan lemah. Aktivitas sistem kardiovaskular juga berkurang perlahan. Jantung melambat dan curah jantung menurun. Irama jantung terganggu yang akhirnya menyebabkan fibrilasi ventrikel dan kematian.

PENYAKIT TERKAIT PANAS?

Pada keadaan ekstrem lain, dua gangguan yang berkaitan dengan pajanan panas yang berlebih adalah heat exhaustion dan heat stroke. Heat exhaustion  adalah keadaan kolaps, biasanya bermanifestasi sebagai pingsan, akibat berkurangnya tekanan darah yang disebabkan oleh kerja berlebihan mekanisme pengeluaran panas. Berkeringat ekstensif mengurangi curah jantung dengan mengurangi volume plasma, dan vasodilatasi kulit yang mencolok menyebabkan turunnya resistensi perifer total, karena tekanan darah ditentukan oleh curah jantung dikalikan dengan resistensi perifer total, terjadi penurunan tekanan darah, penurunan jumlah darah yang disalurkan ke otak, dan pingsan. Karena itu Heat Exhaustion lebih merupakan konsekuensi dari aktivitas berlebihan mekanisme-mekanisme pengeluaran panas dibandingkan dengan gangguan pada mekanisme-mekanisme tersebut, karena mekanisme pengeluaran panas sangat aktif, pada heat exhaustion suhu tubuh hanya sedikit meningkat. Dengan memaksa aktivitas berhenti ketika mekanisme pengeluaran panas tidak lagi mampu menghadapi penambahan panas yang ditimbulkan oleh olahraga atau lingkungan yang panas, Heat Exhaustion berfungsi sebagai katup aman yang mencegah Heat Sroke yang memiliki konsekuensi yang lebih serius.

Heat Stroke adalah situasi yang amat berbahaya yang terjadi karena kegagalan total sistem termoregulasi hipotalamus. Heat Exhaustion dapat berkembang menjadi Heat Stroke jika mekanisme-mekanisme pengeluaran panas terus mendapat beban berlebihan. Heat Stroke lebih besar kemungkinannya terjadi saat olahraga berlebihan pada lingkungan yang panas dan lembap. Orang yang berusia lanjut, yang respons termoregulasinya umumnya lebig lambat dan kurang efisien, sangat rentan mengalami Heat Stroke ketika terjadi gelombang panas yang lama dan kuat. Demikian juga orang yang menggunakan obat penennag tertentu, misalnya Valium, karena obat-obat ini mengganggu aktivitas neurotranmiter pusat termoregulasi hipotalamus.
 Gambaran paling mencolok pada Heat Stroke adalah tidak adanya tindakan-tindakan pengeluaran panas kompensatorik, misalnya berkeringat, sementara suhu tubuh terus meningkat (Hipertermia). Tidak terjadi pengeluaran keringat meskipun suhu tubuh sangat meningkat karena pusat termoregulasi Hipotalamus tidak berfungsi dengan benar dan tidak dapat mengaktifkan mekanisme pengeluaran panas. selama terjadinya Heat Stroke, suhu tubuh mulai naik karena mekanisme pengeuaran panas akhirnya dikalahkan oleh peningkatan panas yang berlebihan dan terus-menerus. Setelah suhu inti telah mencapai titik ketika pusat kontrol Hipotalamus rusak oleh panas, suhu tubuh cepat meningkat lebih tinggi karena terhentinya secara total mekanisme pengeluaran panas. Selain itu, dengan bertambahnya suhu tubuh, laju metabolisme juga meningkat karena suhu yang lebih tinggi mempercepat laju semua reaksi kimia: akibatnya adalah produksi panas yang semakin besar. Keadaan umpan-balik positif ini menyebabkan suhu melonjak tak terkendali. Heat Stroke adalah situasi yang sangat berbahaya dan cepat menyebabkan kematian jika tidak segera ditangani. Bahkan dengan pengobatan untuk meghentikan suhu tubuh, angka kematian tetap tinggi. Tingkat kecacatan permanen pada yang mereka yang selamat juga tinggi karena adanya denaturasi protein irreversibel akibat panas internal yang tinggi.

  • Sherwood, Lauralee. 2013. “Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem”. Jakarta. EGC.

No comments:

Post a Comment