Pajanan
berkepanjangan ke suhu ekstrem baik panas maupun dingin dapat menguras regulasi
termoregulasi, menyebabkan gangguan dan bahkan kematian.
PENYAKIT TERKAIT DINGIN?
Gambaran paling mencolok pada Heat Stroke adalah tidak
adanya tindakan-tindakan pengeluaran panas kompensatorik, misalnya berkeringat,
sementara suhu tubuh terus meningkat (Hipertermia).
Tidak terjadi pengeluaran keringat meskipun suhu tubuh sangat meningkat karena
pusat termoregulasi Hipotalamus tidak berfungsi dengan benar dan tidak dapat
mengaktifkan mekanisme pengeluaran panas. selama terjadinya Heat Stroke, suhu
tubuh mulai naik karena mekanisme pengeuaran panas akhirnya dikalahkan oleh
peningkatan panas yang berlebihan dan terus-menerus. Setelah suhu inti telah
mencapai titik ketika pusat kontrol Hipotalamus rusak oleh panas, suhu tubuh
cepat meningkat lebih tinggi karena terhentinya secara total mekanisme
pengeluaran panas. Selain itu, dengan bertambahnya suhu tubuh, laju metabolisme
juga meningkat karena suhu yang lebih tinggi mempercepat laju semua reaksi
kimia: akibatnya adalah produksi panas yang semakin besar. Keadaan umpan-balik
positif ini menyebabkan suhu melonjak tak terkendali. Heat Stroke adalah
situasi yang sangat berbahaya dan cepat menyebabkan kematian jika tidak segera
ditangani. Bahkan dengan pengobatan untuk meghentikan suhu tubuh, angka
kematian tetap tinggi. Tingkat kecacatan permanen pada yang mereka yang selamat
juga tinggi karena adanya denaturasi protein irreversibel akibat panas internal
yang tinggi.
Tubuh dapat mengalami cedera karena pajanan dingin melalui
dua cara: Frosbite dan Hipotermia generalisasi. Frosbite melibatkan pendinginan berlebihan suatu bagian tertentu
tubuh ke suatu titik ketika jaringan di bagian tersebut mengalami kerusakan.
Jika jaingan yang terpajan benar-benar membeku, kerusakan jaringan terjadi
karena kerusakan sel akibat pembentukan jaringan kristal es atau tidak adanya
air dalam bentuk cair.
Hipotermia, penurunan suhu tubuh, terjadi ketika pendinginan tubuh
keseluruhan melebihi kemampuan mekanisme penghasil panas dan penghemat panas
untuk menyamai pengeluaran panas yang berlebihan tersebut. Ketika terjadi
hipotermia, laju semua proses metabolik melambat karena turunnya suhu.
Fungsi-fungsi luhur otak adalah yang pertama kali dipengaruhi oleh pendingin
sehingga yang bersangkutan kehilangan kemampuan membuat penilaian, apatis,
mengalami disorientasi, dan rasa lemah, yang semuanya menghilangkan kemampuan
yang bersangkutan melakukan mekanisme volunter untuk memulihkan suhu tubuh yang
turun, seiring dengan semakin merosotnya suhu tubh, terjadi depresi pusat
pernapasan yang menurunkan dorongan untuk bernapas sehingga napas menjadi pelan
dan lemah. Aktivitas sistem kardiovaskular juga berkurang perlahan. Jantung
melambat dan curah jantung menurun. Irama jantung terganggu yang akhirnya
menyebabkan fibrilasi ventrikel dan kematian.
PENYAKIT TERKAIT PANAS?
Pada keadaan ekstrem lain, dua gangguan yang berkaitan
dengan pajanan panas yang berlebih adalah heat
exhaustion dan heat stroke. Heat
exhaustion adalah keadaan kolaps,
biasanya bermanifestasi sebagai pingsan, akibat berkurangnya tekanan darah yang
disebabkan oleh kerja berlebihan mekanisme pengeluaran panas. Berkeringat
ekstensif mengurangi curah jantung dengan mengurangi volume plasma, dan
vasodilatasi kulit yang mencolok menyebabkan turunnya resistensi perifer total,
karena tekanan darah ditentukan oleh curah jantung dikalikan dengan resistensi
perifer total, terjadi penurunan tekanan darah, penurunan jumlah darah yang
disalurkan ke otak, dan pingsan. Karena itu Heat Exhaustion lebih merupakan
konsekuensi dari aktivitas berlebihan mekanisme-mekanisme pengeluaran panas
dibandingkan dengan gangguan pada mekanisme-mekanisme tersebut, karena
mekanisme pengeluaran panas sangat aktif, pada heat exhaustion suhu tubuh hanya
sedikit meningkat. Dengan memaksa aktivitas berhenti ketika mekanisme
pengeluaran panas tidak lagi mampu menghadapi penambahan panas yang ditimbulkan
oleh olahraga atau lingkungan yang panas, Heat Exhaustion berfungsi sebagai
katup aman yang mencegah Heat Sroke yang memiliki konsekuensi yang lebih
serius.
Heat Stroke adalah situasi yang amat berbahaya yang terjadi karena
kegagalan total sistem termoregulasi hipotalamus. Heat Exhaustion dapat
berkembang menjadi Heat Stroke jika mekanisme-mekanisme pengeluaran panas terus
mendapat beban berlebihan. Heat Stroke lebih besar kemungkinannya terjadi saat
olahraga berlebihan pada lingkungan yang panas dan lembap. Orang yang berusia
lanjut, yang respons termoregulasinya umumnya lebig lambat dan kurang efisien,
sangat rentan mengalami Heat Stroke ketika terjadi gelombang panas yang lama
dan kuat. Demikian juga orang yang menggunakan obat penennag tertentu, misalnya
Valium, karena obat-obat ini mengganggu aktivitas neurotranmiter pusat
termoregulasi hipotalamus.
- Sherwood, Lauralee. 2013. “Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem”. Jakarta. EGC.
No comments:
Post a Comment